Belajar memaknai hakikat cinta yang sesungguhnya..


cinta..

Disusun oleh : Abu Hanzhalah Abdurrahman Ian

Manusia tercipta dengan sempurna. Ia terlahir dengan jasmani dan ruhaninya. Didalamnya terkumpul dua unsur yang selalu bersandingan, entah itu bersanding dengan satu hal yang sejalan dengannya atau bahkan mungkin bersanding dengan sifat-sifat yang menjadi kebalikannya. Sungguh Maha Besar Allah Subhanahu wa Ta’ala yag telah menciptakan kita dalam bentuk yang sempurna.

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.” (Ali ‘Imran: 14)

Asy-Syaikh ‘Abdurrahman As-Sa’di dalam tafsirnya mengatakan: “Allah memberitakan dalam dua ayat ini (Ali ‘Imran: 13-14) tentang keadaan manusia kaitannya dengan masalah lebih mencintai kehidupan dunia daripada akhirat, dan Allah menjelaskan memberitakan bahwa perbedaan yang besar antara dua negeri tersebut. Allah hal-hal tersebut (syahwat, wanita, anak-anak, dsb) dihiaskan kepada manusia sehingga membelalakkan pandangan mereka dan menancapkannya di dalam hati-hati mereka, semuanya berakhir kepada segala bentuk kelezatan jiwa. Sebagian besar condong kepada perhiasan dunia tersebut dan menjadikannya sebagai tujuan terbesar dari cita-cita, cinta dan ilmu mereka. Padahal semua itu adalah perhiasan yang sedikit dan akan hilang dalam waktu yang sangat cepat.”

Diantara bentuk perasaan yang Allah telah ciptakan dan menyatu dalam diri seorang manusia salah satunya adalah perasaan cinta. Cinta yang dimaksud disini masih bermakna fitrawiyah, dimana ada sebuah bentuk perasaan ketika seseorang merasa ingin mengasihi dan menyayangi sesamanya makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala. Itulah makna sederhana nya cinta…. Walaupun terkadang kita juga belum mengetahui apa sebenarnya makna dari cinta itu yang sesungguhnya. Karena untuk mendefinisikan cinta sungguh begitu sulit dijangkau oleh kalimat dan diraba dengan kata-kata.

Subhanallah, Ibnul Qayyim mengatakan: “Cinta tidak bisa didefinisikan dengan jelas, bahkan bila didefinisikan tidak menghasilkan (sesuatu) melainkan menambah kabur dan tidak jelas, (berarti) definisinya adalah adanya cinta itu sendiri.” (Madarijus Salikin, 3/9) begitulah cinta….semakin orang memaknainya semakin tidak jelas pula apa hakikat cinta yang diinginkan dan yang diangankannya. Tapi walaupun kita sulit untuk mendefinisikan makna cinta yang sesungguhnya, lima huruf yang kita bicarakan ini selalu ramai dan asyik diperbincangkan oleh orang-orang. Mengapakah? Bahkan dengan alasan dan dalih “cinta” pula orang-orang banyak yang melanggar apa yang Allah dan Rasul-Nya haramkan. Wal’iyaudzubillah…Seorang pezina dengan gampang tanpa diiringi rasa malu mengatakan, “Kami sama-sama cinta, suka sama suka.” Karena alasan cinta, seorang bapak membiarkan anak-anaknya bergelimang dalam dosa. Dengan alasan cinta pula, seorang suami melepas istrinya hidup bebas tanpa ada ikatan dan tanpa rasa cemburu sedikitpun.

Cinta memang selalu mengikuti tujuan orang yang memakanainya. Ketika cinta itu dilandaskan kepada Allah dan Rasul-Nya maka cinta yang seperti ini merupakan cinta yang mulia bahkan menjadi derajat cinta yang paling tinggi selain cinta-cinta kepada selain-Nya. Fa Subhanallah….

Dan orang-orang yang beriman lebih cinta kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165) Tapi ketika cinta ini dilandaskan kepada yang selain-Nya sehingga melalaikan dan melupakannya dari mencintai Allah Subhanahu wa Ta’ala maka jenis cinta ini merupakan jenis cinta yang tercela dan menempati derajat cinta yang rendah dan hina. Wal iya’udzubillah….bahkan bisa mengakibatkan kita terjatuh ke dalam lubang-lubang kesyirikan yaitu menyekutukan Allah subhanahu wa Ta’ala dengan selain-Nya yang sebenarnya tidak pantas kita cintai melebihi cinta kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dan di antara manusia ada yang menjadikan selain Allah sebagai tandingan-tandingan (bagi Allah), mereka mencintai tandingan-tandingan tersebut seperti cinta mereka kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)

Di antara para ulama ada yang membagi cinta menjadi dua bagian dan ada yang membaginya menjadi empat. Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdulwahhab Al-Yamani dalam kitab Al-Qaulul Mufid fi Adillatit Tauhid (hal. 114) menyatakan bahwa cinta ada empat macam:

Pertama, cinta ibadah. Yaitu mencintai Allah dan apa-apa yang dicintai-Nya, dengan dalil ayat dan hadits di atas.

Kedua, cinta syirik. Yaitu mencintai Allah dan juga selain-Nya. Allah berfirman:

Dan di antara manusia ada yang menjadikan selain Allah sebagai tandingan-tandingan (bagi Allah), mereka mencintai tandingan-tandingan tersebut seperti cinta mereka kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)

Ketiga, cinta maksiat. Yaitu cinta yang akan menyebabkan seseorang melaksanakan apa yang diharamkan Allah dan meninggalkan apa-apa yang diperintahkan-Nya.

Allah berfirman: “Dan kalian mencintai harta benda dengan kecintaan yang sangat.” (Al-Fajr: 20)

Keempat, cinta tabiat. Seperti cinta kepada anak, keluarga, diri, harta dan perkara lain yang dibolehkan. Namun tetap cinta ini sebatas cinta tabiat.

Allah berfirman: “Ketika mereka (saudara-saudara Yusuf ‘alaihis salam) berkata: ‘Yusuf dan adiknya lebih dicintai oleh bapak kita daripada kita.” (Yusuf: 8. )

Jika cinta tabiat ini menyebabkan kita tersibukkan dan lalai dari ketaatan kepada Allah sehingga meninggalkan kewajiban-kewajiban, maka berubahlah menjadi cinta maksiat. Bila cinta tabiat ini menyebabkan kita lebih cinta kepada benda-benda tersebut sehingga sama seperti cinta kita kepada Allah atau bahkan lebih, maka cinta tabiat ini berubah menjadi cinta syirik. Jelaslah kini..bahwa cinta itu sungguh sangat indah, mungkin seindah pelangi ketika hujan berhenti di senja hari dan seindah bunga-bunga yang mekar di musim semi.

Tapi bagaimanakah cinta yang indah itu? Tentunya Cinta yang diandasi iman kepada Allah subahanhu wa Ta’ala, cinta yang akan menghasilkan kebaikan yang banyak dan sangat berharga. Ibnul Qayyim dalam Madarijus Salikin (3/22) berkata: ”Sebagian salaf mengatakan bahwa suatu kaum telah mengaku cinta kepada Allah lalu Allah menurunkan ayat ujian kepada mereka: “Katakanlah: jika kalian cinta kepada Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian.” (Ali ‘Imran: 31) Mereka (sebagian salaf) berkata: “(firman Allah) ‘Niscaya Allah akan mencintai kalian’, ini adalah isyarat tentang bukti kecintaan tersebut dan buah serta faidahnya, faidah dan bukti dan tanda (cinta kepada Allah) adalah mengikuti Rasulullah buahnya adalah kecintaan Allah kepada kalian.

Jika kalian tidak mengikuti maka kecintaan Allah kepada kalian tidak akan terwujud dan akan Rasulullah hilang.” Bila demikian keadaannya, maka mendasarkan cinta kepada orang lain karena-Nya tentu akan mendapatkan kemuliaan dan nilai di sisi Allah. Rasulullah bersabda dalam hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik :

Tiga hal yang barangsiapa ketiganya ada pada dirinya, niscaya dia akan mendapatkan manisnya iman. Hendaklah Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selain keduanya, dan hendaklah dia mencintai seseorang dan tidaklah dia mencintainya melainkan karena Allah, dan hendaklah dia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah selamatkan dia dari kekufuran itu sebagaimana dia benci untuk dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Al-Bukhari no. 16 dan Muslim no. 43)

Ibnul Qayyim mengatakan bahwa di antara sebab-sebab adanya cinta (kepada Allah) ada sepuluh perkara: Pertama, membaca Al Qur’an, menggali, dan memahami makna-maknanya serta apa yang dimaukannya. Kedua, mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan-amalan sunnah setelah amalan wajib. Ketiga, terus-menerus berdzikir dalam setiap keadaan. Keempat, mengutamakan kecintaan Allah di atas kecintaanmu ketika bergejolaknya nafsu. Kelima, hati yang selalu menggali nama-nama dan sifat-sifat Allah, menyaksikan dan mengetahuinya. Keenam, menyaksikan kebaikan-kebaikan Allah dan segala nikmat-Nya. Ketujuh, tunduknya hati di hadapan Allah Kedelapan, berkhalwat (menyendiri dalam bermunajat) bersama-Nya ketika Allah turun (ke langit dunia). Kesembilan, duduk bersama orang-orang yang memiliki sifat cinta dan jujur. Kesepuluh, menjauhkan segala sebab-sebab yang akan menghalangi hati dari Allah . (Madarijus Salikin, 3/18, dengan ringkas) Demikianlah cinta…..ia tak selamanya jelek walaupun banyak orang-orang yang mengotorinya dengan segala kepalsuan dan kehinaan juga syahwat-syahwat yang terlarang. Cinta yang sejati akan senantiasa hidup dan bersemayam disetiap hati-hati orang yang beriman dan merindukan perjumpaan dengan Rabb-nya. Membuahkan rasa takut dan harap yang besar kepada Allah Subahanahu wa Ta’ala, sebagaimana Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah katakan: “Ketahuilah bahwa yang menggerakkan hati menuju Allah ada tiga perkara: cinta, takut, dan harapan. Dan yang paling kuat adalah cinta, dan cinta itu sendiri merupakan tujuan karena akan didapatkan di dunia dan di akhirat.” (Majmu’ Fatawa, 1/95) Asy-Syaikh ‘Abdurrahman menyatakan: “Dasar tauhid dan ruhnya adalah keikhlasan dalamtAs-Sa’di mewujudkan cinta kepada Allah. Cinta merupakan landasan penyembahan dan peribadatan kepada-Nya, bahkan cinta itu merupakan hakikat ibadah. Tidak akan sempurna tauhid kecuali bila kecintaan seorang hamba kepada Rabbnya juga sempurna.” (Al-Qaulus Sadid, hal. 110)

Ya Allah…karuniakanlah kepada kami cinta yang sejati itu. Yakni Cinta Tulus kepada-Mu ya Rabbku..Allahumma Amiin..

Pagi Hari di Awal Muharram 1429 H Diiringi lantunan Al Quran Surah Arrahman…

Tulisan diatas banyak mengutip Ayat AlQur an dan hadits juga perkataan para ‘ulama dalam sebuah Risalah yang berjudul “ Arti Sebuah Cinta “ dalam Majalah Asysyariah pada rubrik Syariah, Aqidah, 19 – November – 2003 yang ditulis oleh : Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An-Nawawi

77 thoughts on “Belajar memaknai hakikat cinta yang sesungguhnya..

  1. Cinta itu letaknya dihati,meskipun tersembunyi, v getaranx terasa sekali…
    apakah kang ian merasakannya?? *halah ngemeng apa sih gw* hahahaha

    v sayang ya, ternyata kita mesti hati2 juga ama yg namanya cinta,..
    Karena cinta itu juga bisa membuat orang sehat menjadi sakit, orang gemuk jadi kurus, orang normal jadi over normal alias nggak waras bin gaje (*kek siapa ya??) xixiix, trus orang kaya jadi miskin, raja menjadi budak, itu semua akan terjadi apabila cintanya itu disambut oeh para pecinta Aspal (*alias Asli tapi palsu). Parahnya, cinta aspal tuh nggak dilandasi cinta kepada Allah SWT, mirissss bgt deh 😦 mereka itulah para pecinta dunia, harta dan wanita… Mereka benar2 udah lupa akan cinta Allah SWT, cinta yang begitu agung, cinta yang fitri,suci, pure, murni, bahkan abadi…Nauzubillah minzalik

    Maka benarlah bahwa Cinta Allah SWT adalah cinta yang tak bertepi.. ini lah yg namanya the real cinta sejatiiii….!!!!
    Berbahagialah, jika kita mendapatkan cinta-Nya, dan manisnya bercinta dengan-Nya.Ga akan ada lagi keluhan, ga akan ada lagi tubuh lesu, dan juga ga akan ada lagi tatapan kuyu, layu, sayuuu.. .sebalikya, yang akan kita dapat adalah tatapan optimis, mengahadapi segala cobaan, dan rintangan dalam hidup ini, serta tubuh yang kuat dalam beribadah dan melangkah menggapai cita2 tertinggi yakni syahid di jalanNya… Wallahu a’lam 🙂

    hufftt capekk juga.. btw komengs gw gaje kagak y >_<

  2. Ya Allah…karuniakanlah kepada kami cinta yang sejati itu. Yakni Cinta Tulus kepada Mu…….ya Rabbku.Aminn Allahumma Amiin..

    copy paste deh he he he 😛

  3. sayang dan cinta hampir sama artinya , tapi sepertinya maknanya berbeda..
    kalau sayang lebih pada rasa mengagumi..
    tapi kalau cinta sepertinya ada perasaan ingin memiliki, mengayomi dan takut kehilangan ..
    benarkah demikian sang pujangga cinta kang ian & cempaka…??

    hehe…

  4. hehehehehe bnr mas kadang bikin seneng ,kadang bkn sesek kaya asma hehehhee ya mungkin yang bisa merasakan cinta secara murni mungkin mereka yang bersih hatinya hehehe mungkin …..

  5. Selamat pagi sahabatku
    Saya datang lagi untuk mengokoh-kuatkan tali silaturahmi sambil menyerap ilmu yang bermanfaat. Teriring doa semoga kesehatan,kesejahteraan,kesuksesan dan kebahagiaan senantiasa tercurahkan kepada anda .Semoga pula hari ini lebih baik dari kemarin.Amin

    Saya juga menyampaikan kabar gembira bahwa sahabat mendapatkan tali asih dari manajamen BlogCamp. Silahkan cek di http://www.eyankcholik.info/2010/05/29/topi-3-benua-untuk-sahabat/

    Terima kasih.
    Salam hangat dari Plesiran

    • waduh…alhamdulillah akhirnya…
      setelah dinanti nanti..pakdhe aku tak percaya akan semua ini halah lebay xixixix
      amiin amiin pakde ..begitu juga y dengan pakde saya seneng banget loh..udah dikunjungi sm pakde aa udah seneng ini do’ain sm dikasih hadiah lagi ah ah ah
      mau pamer ah…
      makasih banyak y pakdhe ku yang ganteng..
      aku tunggu..

  6. Lama tak berunjung, selain krn kesibukkan juga krn garing ide 😦

    terima kasih telah mengingatkan kang, kadang kita dibutakan dgn cinta duniawi, ..

  7. membaca tulisan ttg cinta dari Kang ian
    saya jadi kehilangan kata
    ijinkan saya untuk merenungkan dulu tulisannya

    kadang cinta memang membingungkan
    tapi jika itu Allah SWT maka tiada cinta yang lebih mulia

    terima kasih

  8. hmmm…komentar apa ya? malam ini kok bingung diriku mo komentar apa di “rumah” kang ian dan cempaka, hahaha.. ngga konsen dgn yg lain2 😆

    • cinta membuat orang tergila-gila.,.,. jadi tidak salah manusia memiliki sifat cemburu.,. sebabnya Tuhan juga selalu cemburu terhadap makhluknya,.,.,.

Leave a reply to kang ian Cancel reply